(kontan.co.id)
Kanal distribusi agensi merupakan salah satu tulang punggung bisnis bagi sejumlah pemain asuransi jiwa. Namun tak demikian halnya dengan PT Capital Life Indonesia.
Direktur Utama Capital life Antony Japari menyebut perusahaannya masih belum punya rencana untuk masuk ke saluran pemasaran tersebut. Padahal perusahaan ini baru mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 2 triliun yang bisa digunakan untuk ekspansi bisnis.
Bisnis Capital Life menurut dia masih akan banyak mengandalkan saluran bancassurance. Menurut Antony, ada beberapa alasan bagi pihaknya untuk tak berpaling ke kanal agensi. Di antaranya adalah dari sisi biaya bila harus merekrut tenaga penjual yang sudah berpengalaman dari perusahaan asuransi lain.
Sementara untuk mendidik agen-agen baru juga bukan tanpa risiko. Pasalnya cara ini membutuhkan waktu yang tak sebentar.
"Di sisi lain karakteristik bancassurance sudah cukup sesuai dengan strategi bisnis kami selama ini," kata dia belum lama ini.
Tak heran, kanal tersebut menjadi tulang punggung perseroan dengan kontribusi lebih dari 95% dari total premi yang didapat. Sementara sisanya disumbang sejumlah kanal lain semisal alternative distribution.
Sebagai catatan, sampai Mei 2018 kemarin Capital Life membukukan premi sebanyak Rp 3,1 triliun. Jumlah ini melompat 52% dibanding periode yang sama di tahun 2017 kemarin. Sedangkan sampai 2018 berakhir, perseroan mematok angka Rp 6,5 triliun sebagai target premi yang ingin dicapai.
"Sebagai catatan, sampai Mei 2018 kemarin Capital Life membukukan premi sebanyak Rp 3,1 triliun”