(id.beritasatu.com)
PT Capital Asset Management, anak usaha dari PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA), membidik peningkatan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar 150% menjadi Rp 500 miliar hingga akhir tahun.
Direktur Utama Capital Financial Hengky Setiono mengatakan, lonjakan AUM akan diupayan dengan menyasar sejumlah nasabah-nasabah PT Bank Capital Tbk yang siap berivestasi di pasar modal.
“Kami menjalin kerja sama dengan Bank Capital yang yang merupakan sister company guna memasarkan produk perseroan. Dengan kerjasama ini, kami yakin bisa mencapai target dengan integrasi optimal semua entitas anak dan afiliasi,” jelas di Jakarta, baru-baru ini.
Capital Asset Management merupakan manager investasi yang baru didirikan pada 2013. Hingga kini, empat prouk perseroan telah diluncurkan, seperti reksa dana pasar uang, saham, campuran, dan pendapatan tetap.
“Tahun ini, kami juga berniat meluncurkan produk reksadana US Dolar. Peluncuran akan disesuaikan dengan kondisi pasar,” imbuhnya.
Sementara itu, Capital Financial , perusahaan yang baru saja mencatatkan sahamnya (listing) sebagai emiten ke- 10 di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahunini, berencana menggenjot bisnis asuransi jiwa untuk mendongkrak kinerja.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan dan investasi tersebut menargetkan bisa meraih pendapatan Rp 2 triliun tahun ini atau tumbuh 10 kali lipat dibandingkan tahun lalu yang sekitar Rp 230 miliar. Laba bersih diproyeksi mencapai Rp 13 miliar atau meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu Rp 3 miliar.
Direktur Utama Capital Financial Hengky Setiono sebelumnya mengatakan, potensi bisnis asuransi jiwa masih besar. Penetrasi industri asuransi jiwa di Indonesia masih kecil, hanya 1,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Bandingkan saja dengan negara tetangga seperti Singapura dan Thailand, penetrasinya bisa 4,5-6,5% dari PDB. Selain itu, ruang pertumbuhan masih terbuka lebar. Dari 240 juta penduduk Indonesia, sekitar 66%-nyaadalah usia produktif, yaitu 19-55 tahun,” katanya.
Sementara itu, menurut dia, pemain di industri asuransi jiwa syariah juga belum banyak. Sampai saat ini baru empat perusahaan. Di sisi lain, masyarakat muslim di Tanah Air merupakan yang terbesar di dunia. Adapun penetrasi asuransi syariah belum besar, sekitar 0,08% dari PDB.
"Penetrasi industri asuransi jiwa di Indonesia masih kecil, hanya 1,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB)”